7 Kesalahan Fatal Saat Cetak Skripsi yang Sering Terjadi – Nomor 4 Bikin Gagal Sidang!
Mencetak skripsi mungkin terdengar seperti langkah terakhir yang mudah. Namun, banyak mahasiswa terjebak dalam kesalahan fatal yang justru bisa menghambat kelulusan. Cetak skripsi bukan hanya soal printer dan kertas—ini tentang menyajikan hasil kerja kerasmu selama bertahun-tahun dalam bentuk terbaik.
Dalam artikel ini, kita akan bahas 7 kesalahan yang sering terjadi saat mencetak skripsi, termasuk satu kesalahan
yang bisa membuatmu gagal sidang! Jangan sampai kerja kerasmu sia-sia
hanya karena detail kecil yang terlewat.
Kenapa
Cetak Skripsi Itu Penting?
Skripsi bukan sekadar tugas akhir.
Ini adalah representasi akademik dan profesionalmu. Bahkan jika isi skripsimu
luar biasa, kesalahan dalam pencetakan bisa memberikan kesan buruk kepada dosen
penguji.
Apa
yang Dicari Penguji dari Skripsi Cetak?
- Kerapian dan struktur:
Margin, spasi, dan format harus sesuai pedoman.
- Kualitas cetakan dan jilid: Hal teknis ini bisa menunjukkan dedikasi.
- Konsistensi dan tata bahasa: Salah ketik atau formatting bisa jadi nilai minus.
Mari kita bahas satu per satu
kesalahan yang sering terjadi agar kamu bisa menghindarinya.
1.
Salah Mengatur Margin dan Spasi
Kesalahan
Paling Umum: Mengabaikan Pedoman Kampus
Setiap kampus biasanya punya panduan
teknis penulisan skripsi, termasuk margin kiri-kanan, spasi antar baris, dan
jenis font. Sayangnya, banyak mahasiswa tidak membacanya dengan seksama.
Contoh kesalahan fatal:
- Margin kiri seharusnya 4 cm, tapi hanya diatur 3 cm.
- Spasi baris ganda (double spacing) diabaikan, pakai 1.5
spacing.
Solusi:
- Unduh dan baca panduan penulisan skripsi resmi dari
kampus.
- Gunakan fitur “ruler” dan “paragraph spacing” di Word
untuk pengaturan yang tepat.
2.
Salah Format Halaman Judul dan Lembar Pengesahan
Jangan
Sepelekan Tampilan Depan Skripsi
Halaman judul dan lembar pengesahan
sering diabaikan, padahal ini adalah halaman yang paling pertama dilihat. Salah
ketik nama dosen pembimbing saja bisa jadi bumerang.
Kesalahan umum:
- Penulisan nama universitas salah kapital.
- Salah tahun akademik.
- Salah urutan jabatan dosen pembimbing.
Solusi:
- Cek ulang penulisan nama dan gelar dosen (jangan
mengandalkan ingatan!).
- Minta file contoh dari kakak tingkat atau bagian akademik.
3.
Menggunakan Kertas dan Tinta Berkualitas Rendah
Jangan
Korbankan Kualitas untuk Hemat Biaya
Beberapa mahasiswa tergoda untuk
mencetak skripsi di tempat termurah tanpa mempertimbangkan kualitas hasil
cetak. Hasilnya? Tinta luntur, teks buram, dan kertas tipis yang gampang robek.
Solusi:
- Gunakan kertas HVS minimal 80 gsm.
- Pastikan printer laser atau tinta kualitas tinggi
digunakan.
- Tanyakan ke percetakan apakah mereka punya pengalaman
mencetak skripsi kampusmu.
4.
SALAH URUTAN HALAMAN – Bisa GAGAL SIDANG!
Ini
Kesalahan yang Bisa Fatal!
Bayangkan saat sidang, dosen membuka
halaman Daftar Isi lalu menemukan halaman-halaman yang tidak sesuai urutan. Ini
bisa langsung memengaruhi penilaian. Bahkan beberapa kampus menolak skripsi
dengan kesalahan ini.
Kesalahan teknis tapi berdampak
besar:
- Daftar isi tak sesuai dengan nomor halaman
sesungguhnya.
- Halaman bab lompat-lompat atau ada yang tertukar.
- Tidak menggunakan fitur heading & table of contents
otomatis.
Solusi:
- Gunakan fitur "Insert Table of Contents"
di Word untuk membuat daftar isi otomatis.
- Update daftar isi setiap selesai editing.
- Periksa satu per satu halaman setelah proses cetak
dummy.
5.
Tidak Melakukan Proofreading Sebelum Cetak
Typo
di Skripsi? Dosa Besar!
Satu huruf yang salah bisa membuat
arti berubah total. Dosen pembimbing atau penguji sangat sensitif terhadap
typo, terutama jika muncul di bagian penting seperti bab pendahuluan atau kesimpulan.
Jenis kesalahan:
- Typo biasa (seperti “tidk” alih-alih “tidak”).
- Salah penulisan istilah akademik atau bahasa asing.
- Kalimat tidak efektif dan tidak logis.
Solusi:
- Baca ulang skripsi secara menyeluruh.
- Minta teman atau kakak tingkat membaca sebagai second
opinion.
- Gunakan tools seperti Grammarly atau Microsoft
Editor.
6.
Jilid Tidak Sesuai Ketentuan
Cover
Jelek = Kesan Pertama Buruk
Bayangkan jika jilid skripsimu
tampak lusuh atau salah warna. Beberapa kampus bahkan menentukan warna cover
tergantung fakultas, dan bisa menolak skripsi yang tidak sesuai.
Kesalahan umum:
- Warna jilid salah (misalnya seharusnya biru tua, tapi
pakai hitam).
- Font di cover tidak center.
- Teks terlalu kecil atau terlalu besar.
Solusi:
- Tanyakan ke pihak fakultas atau lihat contoh skripsi di
perpustakaan.
- Gunakan jasa jilid yang memang biasa menangani skripsi
universitasmu.
7.
Tidak Melakukan Cetak Dummy Terlebih Dahulu
Jangan
Cetak Final Tanpa Cek Dummy
Satu kesalahan kecil bisa terlihat
sepele di layar, tapi sangat jelas saat dicetak. Itulah kenapa kamu harus selalu
mencetak dummy terlebih dahulu—salinan untuk dicek sebelum final print.
Kesalahan yang bisa dicegah dengan
dummy:
- Teks terpotong di bagian bawah atau kanan halaman.
- Nomor halaman tidak muncul di beberapa bagian.
- Gambar atau tabel tidak tampil sempurna.
Solusi:
- Cetak 1 eksemplar dummy untuk dicek olehmu dan
pembimbing.
- Tandai bagian yang perlu direvisi sebelum cetak final.
- Simpan file final dalam format PDF untuk menghindari
perubahan layout saat dicetak.
Tips
Tambahan: Persiapan Akhir Sebelum Sidang
Checklist
Sebelum Cetak Skripsi Final:
Penutup:
Jangan Sampai Kerja Kerasmu Sia-Sia!
Mencetak skripsi adalah tahap
krusial yang sering dianggap sepele. Padahal, ini bisa menentukan kesan akhir
dari hasil kerja kerasmu selama bertahun-tahun kuliah. Jangan sampai kamu
melakukan 7 kesalahan fatal di atas—terutama nomor 4, yang bisa bikin
kamu gagal sidang!
Luangkan waktu untuk mengecek ulang
setiap detail, pilih tempat cetak terpercaya, dan pastikan semuanya sesuai
dengan standar kampusmu. Kamu sudah sejauh ini, jangan biarkan hal teknis
merusak segalanya.
FAQ
tentang Cetak Skripsi